Saturday, February 5, 2022

Bahasa Inggris | Translation (2)

Naskah asli Bahasa Inggris

Watches have been part of man's history for longer than most think. As early as 1530, portable spring-powered clocks were already a luxury that no aristocrat could avoid to wear.  

The use by night watchmen is where most historians believe the word "watch" comes from. Others believe the term derived instead by sailors who used timepieces to keep track of their so-called shipboard watches, the modern shifts of tours of duty.

As time passed, watches began to appear on the streets, probably sometime in the early seventeenth century. Prior to the 1920s, almost all watches were mechanical pocket watches and, with the railway industry growing faster and faster, they were often referred to as a railroad or conductor watches since they were commonly used on railroads.

When World War I broke out, American soldiers determined that the idea of reach into a pocket to check the time when buried deep in the trenches was just unfeasible. The trench watch, now the commonly known 'wrist watch', was born into existence. Originally developed by the Waltham Watch Company, it gave soldiers the unique ability to check the time while still peering the sights of their rifles in the middle of the battle.

 

Naskah terjemahan Bahasa Indonesia

Arloji telah menjadi bagian dari sejarah manusia lebih lama daripada yang diperkirakan. Sejak tahun 1530, jam bertenaga pegas telah menjadi barang mewah yang menjadi salah satu kebanggaan aristokrat.

Terdapat dua pendapat mengenai pemberian istilah dalam bahasa Inggris, yakni 'watch'. Pertama, penggunaan alat penunjuk waktu oleh penjaga malam (night watchmen). Kedua, penggunaan alat penunjuk waktu oleh para pelaut yang tengah mendapatkan giliran bertugas (shipboard watches; istilah modernnya shifts of tours of duty).

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak lapisan masyarakat yang menggunakan arloji, seperti yang terjadi pada awal abad ke-17. Sebelum dekade 1920an, hampir semua arloji yang beredar di pasaran berupa arloji saku mekanik, dan dengan pesatnya pertumbuhan industri kereta api, arloji saku memperoleh sebutan baru sebagai arloji kereta api atau arloji kondektur karena umum digunakan oleh orang-orang yang bekerja di dalam bidang perkeretaapian.

Pada saat berlangsung Perang Dunia I, tentara Amerika [Serikat] merasa kesulitan untuk mengambil arloji dari dalam sakunya manakala berada di dalam parit. Maka dari itu digagaslah model baru yang lebih mudah untuk digunakan, yang awalnya dikenal sebagai arloji parit (trench watch), yakni arloji yang dilingkarkan pada pergelangan tangan (wrist watch). Perusahaan pertama yang memproduksi arloji tangan adalah Waltham Watch Company. Keberadaan arloji yang melingkar pada pergelangan tangan (arloji tangan atau jam tangan) mempermudah para tentara untuk melihat waktu tanpa harus kehilangan banyak konsentrasi pada saat membidikkan senapan mereka di tengah pertempuran.