Friday, August 5, 2011

IPA | Kerja Enzim

Enzim memiliki struktur yang tersusun oleh protein yang memiliki bentuk tertentu, atau biasa disebut dengan struktur tersier. Dengan struktur tersebut enzim beperan sebagai energi aktivasi pada sebuah reaksi yang bekerja jauh lebih efektif daripada energi aktivasi biasa. Dengan menggunakan enzim energi aktivas lebih rendah sehingga laju reaksi lebih cepat. Kekhasan kerja enzim yang lainnya ialah selama beraksi enzim tidak ikut bereaksi.

Senyawa yang akan direaksikan oleh enzim dinamakan substrat, sedangkan hasil reaksi tersebut adalah produk. Pada saat enzim mereaksikan suatu senyawa (substrat) maka akan terbentuk kompleks substrat-enzim dan kemudian akan dihasilkan produk dan enzim. Enzim hasil reaksi ini memiliki struktur yang sama dengan enzim sebelum reaksi dan mampu mengkatalisasi substrat yang lain. Bagian enzim yang menjadi tempat reaksi substrat adalah sisi aktif enzim (active site). Sisi aktif ini bukanlah tempat yang kaku melainkan dapat menyesuaikan bentuk substratnya. Pada saat substrat memasuki sisi aktif maka enzim akan mengubah sedikit bentuk sisi aktif sehingga lebih pas dengan substrat. Sifat enzim yang demikian disebut 'induced fit'.

Dalam aktivitasnya enzim pada dasarnya memerlukan komponen nonprotein yang dinamakan kofaktor. Berdasarkan strukturnya kofaktor dapat digolongkan menjadi tiga: 1) ion anorganik (aktivator), 2) gugus prostetik, dan 3) koenzim. Kofaktor dalam bentuk ion anorganik (aktivator) biasanya berupa logam yang berikatan lemah dengan enzim, misalnya Fe, Mn, Cu, Ca, Zn, K dan Co. Gugus prostetik tersusun oleh senyawa organik yang berikatan secara kuat (ikatan kovalen) dengan enzim dan membantu proses kataliktik. Contoh gugus prostetik adalah FMN (Flavin mononucleotide), FAD (Flavin adenine dinucleotide), dan biotin. Koenzim merupakan senyawa organik yang tidak melekat erat pada protein suatu enzim. Contoh koenzim adalah NAD (Nicotamide adenine dinocleotide), NADP (Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate), koenzim A, dan ATP. Protein suatu enzim disebut apoenzom. Beberapa koenzim melekat permanen pada enzim. Dalam kasus ini kompleks protein-koenzim tersebut dinamakan holoenzim.

Sumber:
Begot Santoso. 2007. "Biologi, Pelajaran Biologi untuk SMA/MA". Ganeca Exacta: Jakarta

No comments:

Post a Comment