Saturday, August 29, 2020

PKn | Organisasi hibrid

Organisasi hibrid merupakan sebutan bagi lembaga pemerintah yang di dalam kegiatannya menunjukkan bauran sifat lembaga publik dan organisasi swasta. Semakin banyak pemerintah yang menerapkan mekanisme ini di dalam menjalankan kebijakan publik. Organisasi hibrid lebih sulit untuk dikendalikan karena berperilaku menyerupai organisasi yang terikat oleh regulasi, bukan perpanjangan lembaga administratif. 

Semenjak serangan terhadap gedung World Trade Center dan Pentagon, perhatian dialihkan kepada kegagalan perusahaan-perusahaan swasta di dalam menjalankan sistem keamanan udara. Rendahnya mutu keamanan di bandara menjadi masalah yang harus dibereskan. Pemerintahan Presiden Bush segera mengeluarkan usulan bahwa pemerintah dapat pula ikut campur tangan di dalam melakukan pemeriksaan terhadap penumpang dan bagasi; fungsi ini sebelum terjadi peristiwa WTC/Pentagon dijalankan oleh pegawai bergaji rendah atau perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di dalam jasa keamanan yang disewa oleh maskapai penerbangan (Schneider dan Nakashima 2001).

Presiden George W. Bush mengikuti tradisi Presiden Ronald Reagan, yakni menghimbau pemerintah federal untuk ikut serta di dalam menjalankan tanggung jawab yang sebelumnya dipegang sepenuhnya oleh pihak swasta. Himbauan tersebut kemudian dilanjutkan dengan usulan pembentukan sebuah korporasi pemerintah guna menangani tugas yang berat di dalam merekrut, melatih dan mengelola pegawai yang nantinya akan ditugaskan di dalam pengamanan bandara, supaya kejadian 11 September 2001 tidak terulang lagi.

Korporasi pemerintah yang diusulken pengadaannya oleh pemerintah Amerika Serikat di atas termasuk jenis organisasi "hibrid". Dikatakan hibrid karena memiliki sifat-sifat gabungan swasta dan pemerintah. Dari gabungan sifat-sifat ini muncullah frasa kunci: akuntabilitas publik (public accountability) dan efisiensi swasta (private efficiency).

Meskipun dibentuk oleh pemerintah untuk mengemban tanggung jawab di dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, organisasi hibrid berlaku menyerupai perusahaan swasta, baik di dalam bentuk maupun fungsinya. Banyak organisasi hibrid yang dimiliki oleh pihak swasta, yang pada prinsipnya menjalankan usaha untuk memperoleh laba. Di dalam praktek pelaksanaan organisasi hibrid, pengelola membebankan biaya untuk pelayanan/jasa yang disediakan untuk mengganti biaya operasi. Organisasi hibrid memiliki keleluasaan dari batasan-batasan undang-undang dan regulasi hingga lebih bebas dan lentur di dalam mencapai tujuan organisasi. 

Organisasi hibrid tidak memiliki kelas kelembagaan tertentu karena masing-masing memiliki riwayat, tujuan dan struktur yang berbeda. Namun, sifat mereka sama. Di Amerika Serikat, terdapat sejumlah contoh, yaitu Federal Deposit Insurance Corporation (FIDC), Port Authority of New York and New Jersey, dan Tennessee Valley Authority (TVA). 

Organisasi hibrid justeru lebih banyak ditemukan di luar Amerika Serikat. Di negara-negara anggota Persemakmuran (Commonwealth), sebutannya ialah "quangos", penyingkatan dari frasa "quasi-Non Governmental Organisations". Perusahaan publik, yang dimiliki secara keseluruhan atau sebagian oleh pemerintah, memiliki kemiripan dengan organisasi hibrid di Amerika Serikat. Saat ini malah terdapat sebuah "kelompok yang misterius" dari organisasi hibrid transnasional seperti Bank Dunia dan IMF, yang dibiayai secara publik oleh banyak negara namun menjalankan fungsinya sebagai lembaga semi-swasta.

Dirangkum dari buku yang ditulis oleh J. G. S. Koppell yang berjudul The Politics of Quasi-Government: Hybrid Organizations and the Dynamics of Bureaucratic Control (Cambridge University Press, 2003).

Friday, August 28, 2020

IPA | Mengenal spesies kelelawar

 

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), kelelawar di dalam skala internasional, yang mempergunakan bahasa Inggris sebagai pengantar umum, memiliki sejumlah sebutan, antara lain (namun tidak terbatas pada) bat, pipistrelle, dan noctule.

Di bawah ini terangkum nama internasional (bahasa Inggris) dan nama ilmiah (bahasa Latin; binomial) spesies kelelawar sesuai dengan data yang tercantum di dalam IUCN Red List yang saya akses pada tanggal 13 April 2019.

Spesies kelelawar dengan sebutan bat:
1. Gould's wattled bat (Chalinolobus gouldi)
2. Pallid bat (Antrozorus pallidus)
3. Large-eared pied bat (Chalinolobus dweyri)
4. Chocolate wattled bat (Chalinolobus morio)
5. Indiana bat (Myotis sodalis)
6. Particoloured bat (Vespertilio murinus)
7. Egyptian fruit bat (Rousettus aegyptiacus)
8. Natterer's bat (Myotis natterei)
9. Mountain long-eared bat (Plecotus macrobullaris)
10. Gray big-eared bat (Plecotus austriacus)
11. Geoffroy's bat (Myotis emarginatus)
12. Brown big-eared bat (Plecotus auritus)
13. Wrinkle-faced bat (Centurio senex)
14. Seba's short-tailed bat (Carollia perspicllata)
15. Antillean fruit-eating bat (Brachyphlla cavernarum)
16. Gervais's fruit-eating bat (Dermanura cinerera)
17. Thomass's fruit-eating bat (Dermanura watson)
18. Toltec fruit-eating bat (Dermanura tolteca)
19. Silky short-tailed bat (Carollia brevicauda)
20. Lesser long-tailed bat (Choeroniscus minor)
21. Dark fruit-eating bat (Artbeus obscurus)
22. Greater horseshoe bat (Rhinolophus ferrumequinum)
23. Lesser horseshoe bat (Rhinolophus hipposideros)
24. Little forest bat (Vespadelus vulturnus)
25. Little broad-nosed bat (Scotorepens greyii)
26. Schlieffen's bat (Nycticeinops schlieffeni)
27. Eastern sucker-footed bat (Myzopoda aurita)
28. Whitehead's wolly bat (Kerivoula whiteheadi)
29. Allen's yellow bat (Baeodon alleni)
30. Silver-haired bat (Lasionycteris noctivagans)
31. Slender yellow bat (Baeodon gracilis)
32. Finlayson's cave bat (Vespadelus darlington)
33. Large forest bat (Vespadelus caurinus)
34. Southern forest bat (Vespadelus regulus)
35. Northern broad-nosed bat (Scotorepens sanborni)
36. Eastern broad-nosed bat (Scotorepens orion)
37. Eastern forest bat (Vespadelus pumilus)
38. Inland forest bat (Vespadelus baverstocki)
39. Harlequin bat (Scotomanes ornatus)
40. Papillose wolly bat (Kerivoula papillosa)
41. Kachin wolly bat (Kervoula kachinensis)
42. Golden-tipped bat (Phoniscus papuenss)
43. Lenis wolly bat (Kervoula lenis)
44. White-bellied yellow bat (Scotophilus leucogaster)
45. Southern yellow bat (Lasiurus ega)
46. Titana's wolly bat (Kerivoula titania)
46. Eastern cave bat (Vespadelus troughtoni)
47. Pygmy long-eared bat (Nyctophilus walkeri)
48. Blandford's fruit bat (Sphaerias blanford)
49. Great evening bat (Ia io)
50. Disk-footed bat (Eudiscopus denticulus)
51. Big brown bat (Eptesicus fuscus)
52. Thick-eared bat (Eptescus pachyotis)
53. Inland broad-nosed bat (Scotorepens balstoni)

Spesies kelelawar dengan sebutan pipistrelle:
1. Christmas Island pipistrelle (Pipistrellus murrayi)
2. Nathusius' pipistrelle (Pipistrellus nathusii)
3. Common pipistrelle (Pipistrellus pipistrellus)
4. Soprano pipistrelle (Pipistrellus pygmaeus)
5. Savi's pipistrelle (Hypsugo savii)
6. Western pipistrelle (Parastellus hesperus)
7. Eastern false pipistrelle (Falsitrellus tasmaniensis)
8. Northern pipistrelle (Pipistrellus westralis)
9. New Guinea pipistrelle (Pipistrellus angulatus)
10. Mountain pipistrelle (Pipistrellus collinus)
11. Mount Popa pipistrelle (Pipistrellus paterculus)
12. Brown pipistrelle (Pipistrellus imbricatus)
13. Javan pipistrelle (Pipistrellus javanicus)
14. Chinese pipistrelle (Pipistrellus pulveratus)
15. Dark Madagascar pipistrelle (Hypsugo bemainty)
16. Narrow-winged pipistrelle (Pipistrellus stenopterus)
17. Chocolate pipistrelle (Falsistrellus affnis)

Spesies kelelawar dengan sebutan myotis:
1. Daubenton's myotis (Myotis daubentonii)
2. Brand'ts myotis (Myotis brandtii)
3. Lesser mouse-eared myotis (Myotis blythi)
3. Greater mouse-eared myotis (Myotis myotis)
4. Whiskered myotis (Myotis mystacinus)
5. Taiwan broad-muzzled myotis (Submyotodon latirostris)

Spesies kelelawar dengan sebutan noctule/barbastelle/flying fox/serotine/sprite/rousette:
1. Giant noctule (Nyctalus iasiopterus)
2. Rennell flying fox (Pteropus rennelli)
3. Noctule (Nyctalus noctula)
4. Lesser noctule (Nyctalus leisleri)
5. Madagascan rousette (Rousettus madagascariensis)
6. Western barbastelle (Barbastella barbastellus)
7. Pemba flying fox (Pteropus voeltzkowi)
8. Diminutive serotine (Eptesicus diminutus)
9. Chiriquinan serotine (Eptesicus chiriquinus)
10. Necklace sprite (Arielulus torquatus)

Berdasarkan daftar di atas, sekurang-kurangnya terdapat 85 spesies hewan kelelawar yang masuk ke dalam IUCN Red List (Daftar Merah IUCN). Artinya, bahwa spesies-spesies tersebut tergolong sebagai fauna yang dilindungi. Usaha mempertahankan keberadaan mereka sangat penting untuk menciptakan keseimbangan ekologi.

Monday, August 24, 2020

Bahasa Inggris | Reading, Wheels

 Invention of Wheel

Wheels help an automobile to ove. Can you imagine the world without wheels? There would be no cars, buses, motorcycles, and scooters. 

Wheel is one of the greatest mechanical inventions for the benefit of mankind. Before the invention of wheel, people carried load on their backs and shoulders. Later they used sledges to carry loads. Sledges were pulled by people or domesticated animals. Probably sledges were the first system used to transport heavy loads before the invention of wheel. People realised that tree trunks could be made round like rollers. These rollers were laid under the sledge at each stage and so very slowly it moved along. As the sledge rolled further the rollers were picked up behind it and laid down again in front of the sledge. The wheel probably developed using this technique.

The earliest known wheels were found in Mesopotamia (modern day Iraq) between 3500 and 3000 BC. The earliest picture of a wheel is seen in the Standard of Ur, a mosaic which depicts ancient civilisation in Mesopotamia around 6000 years ago. The picture shows procession of heavy war wagons rolling along on wooden wheels. 

Early wheels where either slices of wood cut across a log (tree trunk) with a hole for the axle in the centre or made of three planks of solid wood. The three pieces were held together with wooden struts or strips of leather. But such wheels had to be sawed into shape. They could not be made until people learned to use metal tools. 

The first wheeled vehicles were farm carts, war chariots and sacred wagons of Gods. These wheeled vehicles made the transport of heavy goods quicker and easier. 

The invention of wheel was made in the late Neolithic Age (New Stone Age) around 5000 years ago. The invention of wheel is seen with other technological advances that gave rise to the Bronze Age.

Wheels first used for transportation in 3200 BC in Mesopotamia. In Indian mythology also, we get evidences of use of wheels in chariots dating around 3000 BC. In the Harappan civilization of the Indus valley and north western India, toy cart wheels made of clay were found. These wheels had painted or engraved spokes. Some seals of the second half of the third millennium BC had symbol of the spoked wheel in the script. In reality, the spoked wheels were invented more recently. Spokes are the rods radiating from the centre connecting the hub with the round surface. The Andronova culture is often credited with the invention of the spoke-wheeled chariots around 2000 BC. In Egypt, people started using chariots fixed with spoked wheels around 2000 BC. In China, wheeled vehicles appeared in the second millennium BC. 

The wheels went to evolve and the first wheels with iron rims were seen in the Celtic chariots around 1000 BC. 

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini menggunakan informasi yang tercantum di dalam bacaan di atas!

1. In which age the invention of wheel was made?
2. Where were the wheel first used for transportation around 3200 BC?
3. Which is the oldest wheel discovered by archaeologists? 
4. Which culture is often credited with the invention of spoked wheel chariots? 
5. What kind of wheels were seen in Celtic chariots around 1000 BC?
6. Name any two devices other than automobiles in which wheels are used!

Kepustakaan:

Jha SN, Banerjee S, Jain N. (2013). A Textbook of Automobile Technology: For Class 9 (Level 1). New Delhi: Goyal Brothers Prakash Educational Publishers. hal. 1-4, 18.

IPS | Tantangan PBB pada abad ke-21

Persatuan Bangsa-Bangsa

Pada bulan April 1945 bertempat di San Francisco, California, Amerika Serikat, utusan dari 51 negara mengadakan pertemuan untuk membentuk sebuah organisasi yang membidangi usaha perdamaian dan keamanan seluruh negara, baik besar maupun kecil. Di antara para utusan, banyak yang mewakili negara yang mengalami secara langsung dua perang skala besar pada abad ke-20, yakni Perang Dunia Pertama (Perang Besar) 1914-1918 dan Perang Dunia Kedua 1938-1945 (Bookmiller, 2008: 9). Organisasi tersebut kemudian dikenal dengan nama United Nations. Di dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya sebagai Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Para utusan negara tersebut kemudian merumuskan sebuah piagam, yang dinamakan United Nations Charter (Piagam PBB), yang berisi pernyataan yang pada intinya usaha untuk mencegah terjadinya  kembali peperangan besar yang telah memakan banyak korban jiwa dan menimbulkan kesulitan multidimensi, sebagai berikut: 

"WE THE PEOPLES OF THE UNITED NATIONS determined to save succeeding generations from the scourge of war, which twice in our lifetime has brought untold sorrow to mankind..."

Piagam PBB, Pasal 1, tersebut memuat butir-butir tujuan organisasi sebagai berikut: (1) menjaga perdamaian dan keamanan internasional; (2) membangun hubungan persahabatan antarbangsa; (3) mencapai kerjasama internasional di dalam memecahkan masalah-masalah internasional di dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, atau kemanusiaan, dan mengedepankan penghargaan terhadap hak asasi manusia serta kebebasan dasar untuk semua; dan (4) menjadi pusat harmonisasi tindakan-tindakan bangsa-bangsa di dalam mencapai tujuan-tujuan akhir tersebut di atas. 

Butir terakhir (4) tujuan Piagam PBB, Pasal 1, merupakan kunci untuk memahami kegunaan utama dari PBB, yakni sebagai pusat skala internasional untuk membahas permasalahan bersama. Peran ini membedakan PBB dari ratusan organisasi antarpemerintah (intergovernmental organizations, atau IGOs) lain yang saat ini aktif di seluruh dunia. 

PBB merupakan satu-satunya organisasi internasional saat ini yang selain membuka keanggotaan internasional, juga dimaksudkan untuk merespon tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat global. PBB menjalankan fungsinya sebagai penghubung kerjasama global. 

Tantangan bagi PBB pada abad ke-21

Memasuki abad ke-21 ini PBB menghadapi sejumlah tantangan yang menyebabkan dilema bagi organisasi tersebut. Mingst et al. (....) menyebutkan empat dilema, meliputi benturan antara perlunya tatakelola yang lebih luas dan keterbatasan kapasitas PBB, persaingan antara kedaulatan dan tantangan terhadap kedaulatan tersebut, kebutuhan akan kepemimpinan, dan kebutuhan akan kemenyeluruhan. 

PBB menghadapi semakin besarnya tuntutan untuk menjalankan operasi pemeliharaan dan penciptaan perdamaian, menggagas regulasi internasional guna memperlambat degradasi lingkungan dan mengentaskan kemiskinan serta menghapus kesenjangan di dunia, mempromosikan kesejahteraan manusia yang lebih baik dalam bidang ekonomi dan sosial, menanggulangi krisis kemanusiaan akibat bencana alam dan tindak kekerasan, dan melindungi hak asasi manusia untuk kelompok-kelompok yang beraneka ragam. Tuntutan-tuntutan tersebut memerlukan tatakelola global (global governance), bukan pemerintahan global (global government), yakni, tuntutan adanya peraturan, pranata, dan struktur organisasi yang mampu mengelola masalah-masalah lintas-batas dan kesalingbergantungan yang tidak dapat dihadapi sendiri oleh suatu bangsa, seperti terorisme, kejahatan, obat-obatan terlarang, degradasi lingkungan, pandemi, dan pelanggaran hak asasi manusia (Karns et al., 2015). 

Piagam PBB menegaskan prinsip-prinsip yang telah sekian lama bertahan tentang kedaulatan negara dan non-intervensi di dalam hubungan dalam negeri negara bersangkutan, namun kedaulatan telah mengalami pengikisan dari berbagai sisi dan mendapatkan tantangan yang semakin berat sehingga negara tersebut tidak mampu menghadapinya sendiri. Secara historis, kedaulatan melimpahkan wewenang kepada masing-masing negara untuk mengelola segala permasalahan di dalam yurisdiksinya sendiri. Non-intervensi merupakan prinsip terkait yang mematuhi negara-negara lain dan organisasi-organisasi internasional tidak dapat campur tangan di dalamnya. Akan tetapi, saat ini merupakan era telekomunikasi global, termasuk Internet dan media sosial. Kesalingbergantungan ekonomi seperti pasar keuangan global, pranata hak asasi internasional, pengawasan internasional terhadap pemilihan (umum), dan regulasi internasional semakin ikut mencampuri kedaulatan suatu negara dan wilayah-wilayah yang secara tradisi termasuk ke dalam yurisdiksi dalam negeri.

Politik dunia pada abad ke-21 pada mulanya ditandai oleh dominasi Amerika Serikat sebagai satu-satunya pihak adikuasa dan difusi kekuasaan di antara negara-negara lain, seperti Uni Eropa, dan berbagai pelaku di luar pemerintah yang memberikan pengaruh melalui berbagai cara. Perkembangan selanjutnya, muncullah sejumah kekuatan baru, seperti Brasil, India, dan Cina. Kepemimpinan di dalam organisasi PBB menghadapi tantangan untuk tidak terpengaruh oleh kekuatan-kekuatan utama tersebut.

Tiga kata pertama dari Piagam PBB adalah "we the Peoples". Dalam Pasal 1, 8, dan 101(3) piagam ini mengakui kehormatan dan harga diri dari seluruh umat manusia. Selama lebih dari tujuh dekade PBB telah berperan sebagai penasihat utama untuk masalah diskriminasi. Terlepas dari kemajuan yang telah diperoleh selama ini, kesenjangan dan pengucilan masih terjadi, dan di banyak kawasan justru semakin bertambah jumlahnya. PBB mulai mengakui bahwa menghargai seluruh umat manusia sebagai panggilan/tuntutan moral (moral imperative) tidaklah cukup. Guna mengantisipasi banyak masalah penting, termasuk kemiskinan, perubahan iklim, resolusi konflik, dan kesehatan global, PBB harus mengurusi masalah kesenjangan dan melibatkan pihak-pihak yang terkucilkan. Perlunya kemenyeluruhan (inclusiveness) memunculkan dilema bagi PBB. Terdapat fokus baru bukan hanya pada advokasi terhadap kelompok-kelompok yang terkucilkan tetapi juga bagaimana cara melibatkan mereka. Di sini, PBB menghadapi tantangan di dalam memerangi prasangka yang telah mengakar, praktek-praktek kebudayaan, dan kesenjangan yang tertanam di dalam sistem politik dan ekonomi suatu negara. Masalah-masalah menyangkut perempuan bersimpangan dengan kemiskinan, perkembangan, pendidikan, kesetaraan politik, migrasi, dan pengungsi. Berkenaan dengan hal ini, kepedulian semakin menguat terhadap peran perempuan sebagai pemangku kepentingan di dalam proses penciptaan perdamaian serta penegakan hak asasi manusia dan pencapaian pembangunan yang berkelanjutan. Pada tahun 2006, Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, menuliskan, "Adalah hal yang mustahil untuk mewujudkan tujuan-tujuan kita jika di dalam proses tersebut kita melakukan diskriminasi terhadap separuh dari ras manusia yang ada" (Annan, 2006: vi).

Kepustakaan:

Bookmiller KN. (2008). The United Nations. New York: Chelsea House Publishers.

Mingst KA, Kams MP, Lyon A. The United Nations in the 21st Century

Karns MP, Mingst KA, Kendall. W. (2015). International Organizations; The Politics and Processes of Global Governance, 3rd ed. Boulder, Colorado: Lynne Rienner.

Annan K. (2006). "Message from the Secretary-General of the United Nations," In The State of the World's Children 2007: Women and Children. UNICEF.

Sunday, August 23, 2020

Geografi | Transportasi dan perubahan iklim

 

Transportasi menyumbang seperlima dari emisi gas rumah kaca (GHG) yang menyebabkan perubahan iklim, namun dari komposisi tersebut 30 persen terjadi di negara-negara industri. Amerika Serikat menjadi negara yang masyarakatnya menyumbang paling banyak emisi GHG melalui transportasi. Tabel berikut ini memuat kegiatan-kegiatan transportasi yang menyumbang 33 persen dari emisi GHG di Amerika Serikat pada tahun 2005. Semua energi transportasi yang dikonsumsi berasal dari produk petroleum. Lebih dari 60 persen emisi berasal dari konsumsi bahan bakar kendaraan untuk kendaraan pribadi. Emisi GHG di Amerika Serikat sejak tahun 1990 bervariasi, namun secara umum mengalami kenaikan sekitar 1 persen tiap tahun, di mana separuh bagian di antaranya berasal dari transportasi (EPA, 2006).

Tabel Emisi GHG di Amerika Serikat (Tg CO2e) (EPA, 2006)
Bidang1990199520020042005
Transportasi1.467,01.593,31.787,81.868,91.897,9
Industri1.539,81.595,81.660,11.615,21.575,2
Permukiman929,9995,41.131,51.175,91.208,7
Perdagangan759,2810,6969,3999,11.016,8

Pemanfaatan energi yang berhubungan dengan transportasi serta emisi GHG diprediksikan terus mengalami kenaikan pada masa yang akan datang. Pemerintah Amerika Serikat melalui laporannya, Annual Energy Outlook 2008, membuat prediksi kenaikan sebanyak 25 persen dari total penggunaan minyak bumi untuk periode tahun 2006-2030, dari 20,7 juta barrel per hari menjadi 24,9 juta barrel per hari. Sekitar dua-pertiga dari total minyak bumi akan digunakan di dalam sektor transportasi (EIA, 2007).

Daniel Sperling (University of California, Davis, Institute of Transportation Studies); James S. Cannon (Energy Futures, Boulder, Colorado)

Dirangkum dari Reducing Climate Impacts in the Transportation Sector(Sperling & Cannon, 2009: 1-2, Springer)

Friday, August 21, 2020

Kesusastraan| Elechi Amadi

 Elechi Amadi adalah seorang sastrawan prosa berkebangsaan Nigeria. Sebagai seorang novelis ia dikenal sebagai sastrawan yang menggambarkan tentang cerita rakyat dan spiritualitas kehidupan di desa tradisional. 

Amadi berasal dari etnis Igbo. Ia lahir pada tahun 1934 di sebuah desa kecil di wilayah timur laut Nigeria, berdekatan dengan Port Hartcourt. Pada tahun 1959 ia menamatkan studi ilmu fisika dan matematika dari University College of Ibadan, institusi yang merupakan alma mater bagi sejumlah penulis terkenal Nigeria, seperti Chinua Achebe, John Pepper Clark, Christopher Okigbo, dan Wole Soyinka. Amadi kemudian bekerja sebagai seorang surveyor tanah, kemudian mengajar sains selama tiga tahun pada sekolah misionaris di Ahoasa dan Oba. Pada tahun 1963 ia bergabung ke dalam Angkatan Bersenjata Nigeria; dalam periode ini Amadi mengajar bahasa pada sebuah sekolah militer di Zaria, mesosialisasikan dialek Igbo di sana.

Novel pertama Amadi, The Concubine, menggabungkan detil psikologis dan pengamatan yang cermat mengenai seorang perempuan muda di desa yang bertarung menghadapi kekuatan-kekuatan spiritual. Penerbitan novel ini pada tahun 1966 berbarengan dengan proklamasi kemerdekaan Biafra sebagian besar wilayahnya dihuni oleh suku Igbo. 

Kedekatan Amadi dengan pihak Federal selama terjadi konflik membuatnya terkucilkan karena sebagian besar penulis dan sastrawan dari etnis Igbo berseberangan dengannya secara politis. Amadi bersekukuh untuk tidak menulis novel tentang politik; ia menganggap politisasi karya sastra sebagai "pelacuran kesusastraan (prostitution of literature)". Konsistensinya untuk tidak memuat unsur politik di dalam karya sastra ditunjukkan oleh Amadi melalui novel Sunset in Biafra: A Civil War Diary, disusul kemudian dengan The Great Ponds (1969) dan The Slave (1978), kesemuanya lebih menceritakan mitologi tentang kehidupan pedesaan. Ketiga karya ini menjadi trilogy yang terkenal.

Setelah perang berakhir Elechi Amadi menjadi dean of arts pada Rivers State College of Education (1985-1986) dan, kemudian commissioner for education di Rivers State (1988-1989). Pada tahun 1986 kembali Amadi menghasilkan karya, yang ia beri judul Estrangement. Kali ini Amadi menyoroti kehidupan perkotaan dengan mengeksplorasi dampak perang dengan menghimpun informasi dari sejumlah orang yang selamat dari perang tersebut. Memasuki era 1970an, Amadi menerbitkan empat karya, namun kali ini ia merambah ke genre drama. Keempat karya tersebut adalah Isiburu (1973), Peppersoup (1973), The Road to Ibadan (1973), dan Dancer of Johannesburg (1979). Dekade berikutnya ditandai dengan partisipasi Amadi di dalam penulisan karya ilmiah melalui tulisannya yang berjudul Ethics in Nigerian Culture (1982).


Kepustakaan:

Tuttle K. "Amadi, Elechi." Dalam: Appah A, Gates, Jr. HL. (eds.). (2010). Encyclopedia of Africa. Volume 1. Oxford University Press. hal. 95.

IPS | Negara Bagian Amerika Serikat

 

Amerika Serikat (United States of America) merupakan sebuah negara federasi yang tersusun oleh gabunga dari banyak negara bagian (state) yang dipimpin oleh seorang gubernur. Saat ini terdapat 50 negara bagian . Dalam kesempatan ini saya akan menyajikan informasi mengenai nama-nama negara bagian tersebut beserta ibukota dan gubernur yang saat ini menjabat (per tanggal 21 Agustus 2020). Dua aksara di dalam tanda "[...]" menunjukkan singkatan dari masing-masing negara bagian tersebut.
NEGARA BAGIANIBUKOTANAMA GUBERNUR
Alabama [AL]MontgomeryMs. Kay E. Ivey
Alaska [AK]JuneauMike Dunleavy
Arizona [AZ]PhoenixDoug Ducey
Arkansas [AR]Little RockAsa Hutchison
California [CA]SacramentoGavin Newsom
Colorado [CO]DenverJared Polis
Connecticut [CT]HartfordNed Lamont
Delaware [DE]DoverJohn Carney
Florida [FL]TallahasseeRon DeSantis
Georgia [GA]AtlantaBrian Kemp
Hawai'i [HI]HonoluluDavid Ige
Idaho [ID]BoiseBrad Little
Illinois [IL]SpringfieldJay Pritzker
Indiana [IN]IndianapolisEric Holcomb
Iowa [IA]Des MoinesKim Reynolds
Kansas [KS]TopekaLaura Kelly
Kentucky [KY]FrankfortAndy Beshear
Louisiana [LA]Baton RougeJohn Bel Edwards
Maine [ME]AugustaJanet Mills
Maryland [MD]AnnapolisLarry Hogan
Massachusetts [MA]Boston Charlie Baker
Michigan [MI]LansingGretchen Whitmer
Minnesota [MN]St. PaulTim Walz
Mississippi [MS]JacksonTate Reeves
Missouri [MO]Jefferson CityMike Parson
Montana [MT]HelenaSteve Bullock
Nebraska [NE]LincolnPete Ricketts
Nevada [NV]Carson CitySteve Sisolak
New Hampshire [NH]ConcordChris Sununu
New Jersey [NJ]TrentonPhil Murphy
New Mexico [NM]Santa FeMichelle Lujan Grisham
New York [NY]AlbanyAndrew Cuomo
North Carolina [NC]RaleighRoy Cooper
North Dakota [ND]BismarckDoug Burgum
Ohio [OH]ColumbusMike DeWine
Oklahoma [OK]Oklahoma CityKevin Stitt
Oregon [OR]SalemKate Brown
Pennsylvania [PA]HarrisburgTom Wolf
Rhode Island [RI]ProvidenceGina Raimondo
South Carolina [SC]ColumbiaHenry McMaster
South Dakota [SD]PierreKristi Noem
Tennessee [TN]NashvilleBill Lee
Texas [TX]AustinGreg Abbott
Utah [UT]Salt Lake CityGary Herbert
Vermont [VT]MontpellierPhil Scott
Virginia [VA]RichmondRalph Northam
Washington [WA]OlympiaJay Inslee
West Virginia [WV]CharlestonJim Justice
Wisconsin [WI]MadisonTony Evers
Wyoming [WY]CheyenneMark Godron

Multi-disiplin | Ekologi Kebudayaan

 Bidang pengetahuan ekologi manusia (human ecology) mengalami perkembangan lebih lanjut dengan menurunkan dua pengetahuan baru, yakni ekologi kebudayaan (cultural ecology) dan ekologi biologis manusia (human biological ecology). 

Manusia dan kebudayaan dihadapkan oleh sejumlah permasalahan utama di dalam bidang lingkungan. Permasalahan tersebut dapat diuraikan dengan pengetahuan ekologi kebudayaan sebagai pelengkap bagi antropologi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh ekologi kebudayaan antara lain: Bagaimanakah orang lain menghadapi dan berurusan dengan masalah-masalah dasar seperti halnya yang kita hadapi? Bagaimanakah cara kita memperbaiki keadaan? dan Mampukah ekologi kebudayaan dan antropologi memberikan sumbangan yang berguna bagi masa depan?

Pemahaman dasarnya apabila kita mempelajari ekologi kebudayaan ialah bagaimana kita menentukan pilihan dan tindakan yang perlu (atau tidak perlu). Pemahaman ini memerlukan pengetahuan yang memadai yang harus diperoleh melalui studi terhadap kelompok-kelompok lain, termasuk dokumentasi tentang lingkungan dan adaptasi mereka. Selanjutnya, kita harus pula menelaah segala sesuatu yang telah kita pelajari guna menghasilkan respon-respon alternatif bagi situasi lingkungan. Kita juga harus memahami akibat dari pilihan yang telah kita ambil; kita dapat mengambil pelajaran dari keberhasilan dan kesalahan orang lain sehingga tidak mengalami keadaan yang serupa.

Masyarakat di Barat cenderung menganut pandangan bahwa manusia terpisah dari lingkungan. Filsafat Barat terus mengedepankan pandangan bahwa manusia harus memiliki misi "menaklukkan" alam. Sehingga, banyak orang yang hingga saat ini masih percaya bahwa manusia bukanlah bagian (partisipan) di dalam lingkungan, melainkan sebagai pihak yang harus mengatasi dan memaksa lingkungan sesuai kehendak manusia. Sebaliknya, banyak kelompok masyarakat tradisional (non-Barat, non-industrialis) yang memiliki pandangan yang berbeda dari masyarakat Barat dan kelompok masyarakat tersebut cenderung hidup secara "ekologis" dengan menjaga harmoni dengan lingkungan tempat mereka berada (White & Walker, 1997; Krech, 1999). 

Masyarakat tradisional pada umumnya lebih dapat dipercaya untuk merawat sumber daya, bukan karena alasan modern seperti euforia penghijauan atau sejenisnya, melainkan karena keterikatan antara lingkungan dan kepercayaan dan moralitas (Anderson, 1996; Berkes, 1999; Lentz, 2000). Para pakar biologi mulai mempercayai hal ini. Kent Redford, yang memperkenalkan istilah sarkastis (dan rasis) "ecological noble savage" (Redford, 1990; Lopez, 1992), mulai mengubah pandangannya dengan mengambil posisi yang lebih seimbang di dalam menilai kebiasaan ekologis Barat dan kebiasaan ekologis masyarakat tradisional di kawasan lain (Redford & Mansour, 1996; Sponsel, 2001). 

Untuk lebih memahami tentang ekologi kebudayaan kita pertama-tama harus mengakui bahwa manusia berikut kebudayaannya merupakan bagian yang terikat dari matriks lingkungan dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan, baik dalam lingkup sebab maupun akibat. Kegiatan manusia mempengaruhi lingkungan, yang pada gilirannya kemudian berbalik, lingkungan akan mempengaruhi kegiatan manusia, begitu seterusnya. Bentuk lingkungan bergantung pada sejarahnya, sebuah sejarah yang melibatkan keberadaan manusia. Namun, perlu juga kita sadari bahwa manusia bukanlah sekedar sata lain yang hidup dan berkembang di bumi. Lebih dari itu, manusia memiliki sifat mawas-diri, kooperatif, teknologis, dan sangat sosial. Gabungan sifat yang unik ini membedakan manusia dari organisme-organisme lain, sehingga membuat interaksi manusia dengan lingkungan menjadi sangat rumit.

Berpedoman pada uraian tersebut di atas maka kita dapat mulai mempelajari apakah yang dimaksud sebagai ekologi kebudayaan. Ekologi merupakan sebuah pengetahuan yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekologi manusia bersifat lebih spesifik; mempelajari hubungan dan interaksi antara manusia, biologinya, kebudayaannya, dan lingkungan fisiknya. Aspek-aspek ini pada era 1950an disederhanakan ke dalam istilah cultural ecology

Pengetahuan tentang hubungan antara kebudayaan dan lingkungan tidak terbatas pada lingkup akademis; pengetahuan ini sangat penting karena memuat pemahaman-tentang dan kemungkinan solusi terhadap masalah-masalah penting yang dihadapi oleh manusia, terutama di dalam era kekinian. Penebangan hutan (Anderson, 1990), hilangnya spesies (Blaustein & Wake, 1995), kelangkaan pangan (Brown, 1994, 1996), dan terkikisnya tanah (Pimentel et al., 1995) sebelumnya tidak terpikirkan oleh para pakar ekologi mansia. 

Para pakar ekologi kebudayaan mencatat pengetahuan tradisional dan tempatan (lokal) yang bernilai bagi dunia yang lebih luas. Ribuan obat-obatan yang bermanfaat yang dikonsumsi oleh masyarakat Barat dalam kenyataannya berasal dari obat-obatan tradisional. Tanaman pangan kuno yang diperkenalkan oleh petani di Andes dan Tibet, seperti kentang dan sereal, kini juga menjadi komoditi penting di dunia. Teknik pengelolaan lahan secara tradisional yang bertahan selama berabad-abad, seperti yang diterapkan di Indonesia dan Guatemala, menjadi sumber inspirasi bagi perubahan di lingkup masyarakat yang lebih luas (global). Akumulasi pengetahuan kebudayaan dari miliaran mansia selama kurun waktu puluhan ribu tahun menjadi sumber daya yang luar biasa bagi dunia yang mengalami keterbatasan sumber daya.

Referensi:

Sutton MQ, Anderson EN. (2020). Introduction to Cultural Ecology. Oxon, United Kingdom: Routledge.